Minggu, 30 Desember 2018

Cara Mengajukan Magang di Kementerian Keuangan

Desember 30, 2018 10 Comments
Halo, setelah sekian lama gak posting di blog, kali ini aku mau berbagi pengalaman gimana cara apply magang di Kementerian Keuangan tepatnya di Direktorat Perbendaharaan Negara (DJPb). Untuk kalian yang ingin magang di Kementerian Keuangan langkah-langkah yang bisa kalian lakukan untuk mengajukan proposal magang, yaitu :

1.    Tentukan Direktorat Mana yang Diminati untuk Tempat Magang
Jadi, Kementerian Keungan itu mempunyai sembilan Direktorat, yaitu Direktorat Jenderal Anggaran, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Badan Kebijakan Fiskal, Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. Setiap Direktorat Jenderal mempunyai website masing-masing. Langkah pertama yang harus kalian lakukan jika ingin magang di Kementerian Keuangan yaitu tentukan kalian ingin magang di Direktorat Jenderal apa sesuai dengan jurusan, disiplin ilmu, ataupun minat kalian. Karena aku kuliah jurusan Akuntansi maka aku memilih untuk magang di Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara (DJPb). Jika kalian belum tahu apakah Direktorat Jenderal tersebut relevan dengan jurusan atau disiplin ilmu yang kalian miliki, bisa langsung kunjungi website Direktorat Jenderal tersebut dan liat Profil Organisasinya.


2.      Pilih Divisi/Subunit di Direktorat Jenderal yang diminati
Setelah memilih Direktorat Jenderal yang diminati, langkah selanjutnya yaitu memilih Divisi/Subunit yang ada dalam Direktorat Jenderal tersebut. Contohnya DJPb memiliki empat Divisi/subunit yaitu Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan, Direktorat Transformasi Perbendaharaan, Direktorat Sistem Perbendaharaan, Tenaga Pengkaji Bidang Perbendaharaan. Bagian-bagian tersebut dalam dilihat di website Direktorat Jenderal yang dipilih di bagian Struktur Organisasi. Saya sendiri memilih Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan. Jadi, dalam proposal yang akan kita ajukan nanti kita harus mencamtumkan divisi/subunit/direktorat yang kita inginkan untuk magang. Sehingga kita harus mencamtumkan divisi/subunit/direktorat yang kita minati, tetapi tetap kasih tambahan informasi bahwa kita menerima ditempatkan di divisi/subunit/direktorat lain yang bersangkutan. Untuk jaga-jaga jika divisi/subunit/direktorat yang kita minati sudah penuh kuota magangnya.

3.    Hubungi Direktorat Jenderal yang akan kita tuju
Setelah kita memilih Direktorat Jenderal apa dan di divisi/subunit/direktorat yang kita minati, maka langkah selanjutnya yaitu menghubungi kantor Direktorat Jenderal tersebut. Nomor telepon setiap Direktorat Jenderal dapat kita temukan di website masing-masing. Tujuan menghubungi kantor Direktorat Jenderal yaitu untuk mengetahui apakah Direktorat Jenderal tersebut menerima magang, jika menerima apa saja persyaratannya. Berbeda dengan OJK yang sudah tertera dengan jelas apa saja syarat-syarat jika ingin mengajukan magang, di Kementerian Keuangan ini lebih fleksibel, maksudnya tidak banyak dan tidak ribet. Saat kita menelpon kantor Direktorat Jenderal yang bersangkutan dan menyampaikan tujuan kita yang ingin bertanya perihal persyaratan magang, biasanya akan diberikan nomor telepon bagian HRD untuk langsung bertanya ke bagian HRD. Bagian HRD yang akan menjelaskan apa saja persyaratannya. Di DJPb sendiri hanya diminta untuk mengirimkan surat permohonan magang dari fakultas/universitas serta keterangan mengajukan magang di divisi/subunit/direktorat mana. Karena saya kuliah di Semarang dan berkah persyaratannya harus saya kirim melalui jasa pengiriman maka untuk jaga-jaga ada persyararatan yang kurang, saya melengkapi berkas-berkasnya seperti persyaratan di tempat magang yang lain. Seperti, proposal magang, surat permohonan magang dari fakultas, surat pernyataan bersedia magang, transkip nilai, dan curriculum vitae (cv).

4.        Lengkapi dan Kirim Persyaratan yang dibutuhkan
Jika seluruh persyaratan sudah lengkap, masukkan kedalam amplop coklat dan beri kop (berikan keterangan jika berkas tersebut ditujukan untuk bagian HRD Direktorat Jenderal yang bersangkutan, perihal berkas magang). Kemudian kirim berkas persyartan tersebut ke kantor Direktorat Jenderal yang bersangkutan. Alamat kantor Direktorat Jenderal dapat dilihat di masing-masing website. Jangan lupa untuk memastikan paket tersebut akan sampai di hari kerja.

5.        Konfirmasi Sampainya Berkas
Jika berkas yang kita kirimkan sudah sampai (berdasarkan aplikasi atau keterangan dari jasa pengiriman), selanjutnya untuk jaga-jaga kita hubungi kembali HRD Direktorat Jenderal untuk mengkonfirmasi apakah berkas yang kita kirimkan sudah diterima. Dan sampaikan jika kita menunggu informasi selanjutnya.

6.        Follow Up

Jika dua atau tiga minggu setelah berkas kita diterima belum ada informasi lanjutan maka lebih baik untuk menelpon kembali HRD Direktorat Jenderal yang bersangkutan untuk memfollow up berkas kita. Kita tidak akan langsung mendapat jawaban pasti dari bagian HRD sehingga harus sering-sering untuk memfollow up dan meminta kepastian mengenai pengajuan magang. 

Kurang lebih begitulah langkah-langkah untuk mengajukan magang di Kementerian Keuangan berdasarkan pengalaman saya. Untuk mengajukan magang di tempat lainpun kurang lebih langkah-langkahnya sama, yaitu kunjungi websitenya, lihat profil organisasi apakah sesuai dengan minat kita, telepon kantornya untuk menanyakan persyaratan yang dibutuhkan dan seterusnya. Untuk BI dan OJK biasanya ada persyaratan untuk mengajukan magang paling lambat 2 bulan sebelum tanggal magang, so jangan mepet-mepet untuk menyiapkan persyaratannya yaa. Semoga postingan ini bermanfaat. Salam semangat :)

With Love,

Dii      
#Caramagang #magangdikementeriankeuangan 

Sabtu, 17 Maret 2018

Perjalanan ke Destinasi Liburan selanjutnya (re:Jekardah)

Maret 17, 2018 0 Comments

Rabu, 10 Januari 2018
          Hari ini jadwal berpetualang ke destinasi selanjutnya. Setelah berburu roti canai di Waru kemarin, list yang ada di jadwal liburanku selanjutnya yaitu “Berpetualang di Ibu Kota”. Hari ini aku akan berangkat ke Jakarta naik Kereta. Keretanya berangkat pukul 12.00 WIB dari stasiun Gubeng Surabaya. Aku baru sempat packing barang-barang yang akan dibawa tadi pagi seusai sholat subuh. Semalem sudah tepar karena kecapean seharian berpetualang di Waru. Pagi saat bangun tidurpun sebenarnya tenggorokan sakit, susah nelen, perut juga gak enak, rasanya udah pengen tidur lagi aja dan males kemana-mana. Tapi kalo inget tiket yang udah dibeli dan sususan jadwal liburan yang sudah dibuat, mau gak mau pagi itu aku paksain untuk bangun dan siap-siap.
          Aku berangkat ke terminal Pamekasan pukul 07.30 WIB dari rumah. Perjalanan dari Pamekasan ke Surabaya kurang lebih tiga jam. Waktu itu bus menuju Surabayanya berangkat pukul 08.00 WIB. Di Surabaya aku turun di daerah Kedinding, daerah situ yang paling deket kalau mau ke stasiun Gubeng. Dari Kedinding ke stasiun Gubeng aku naik gojek, dan karena di sekitar Kedinding tempat aku turun dari bus tadi banyak ojek pengkolan jadilah harus jalan dulu ke depan sekolah (sekolah apa aku lupa) kira-kira 400 meter untuk bisa pesan gojek. Di perjalanan itu tiba-tiba perutku enek gak kuat dan akhirnya muntah di pinggir jalan. Oke, udah jalan sendirian, nenteng-nenteng tas (waktu itu aku bawa daypack dipunggung, satu tas jinjing, dan 1 totebag), muntah pula, huuuft. sebenernya Sebelum turun perutku sudah gak enak, enek-enek mau muntah tapi aku tahan kan gak lucu kalau sudah mau turun dari bus tapi malah muntah dulu :”)  jadilah muntah sendirian di pinngir jalan. Sempet kepikiran “ini aku ngapain, berani bener, udah sendirian, gak enak badan, sok kuat” tapi emang gak ada pilihan lain selain harus kuat, demi liburan hehe. Setelah sampe di depan sekolah itu aku langsung pesen gojek, dan entah kenapa waktu itu abang gojeknya ada yang chat lewat aplikasi dan ada yang telepon. Aku kira itu orang yang sama tapi ternyata itu dua orang yang berbeda, alias orderanku diterima sama dua driver. Karena waktu itu aku pakai go-pay dan abang gojek yang satunya kurang baik, jadilah sama dia tetep di jalanin padahal aku sudah di jemput sama abang gojek yang dateng lebih dulu. Intinya go-payku berkurang 2x lipat alias aku bayar kedua abang gojek itu :”)
          Pukul 11.00 WIB aku sudah sampai di terminal dan sudah duduk manis di ruang tunggu karena keretanya masih akan berangkat satu jam lagi. Aku selalu suka melakukan perjalanan sendiri, disaat seperti itu aku jadi banyak merenung dan melihat sekitar. Seperti saat di ruang tunggu itu, karena aku sendiri dan gak ada temen ngobrol jadi aku bisa leluasa  memperhatikan sekitar. Orang yang berdiri di depan area kedatangan untuk menjemput kerabatnya, dan ada pula yang harus berpisah di pintu keberangkatan. Stasiun, terminal, bandara, selalu punya dua sisi yang berbeda. Ada orang-orang yang berbahagia karena akan segera berjumpa dengan yang ditunggu dan ada pula yang sedang bersedih menahan air mata karena harus berpisah dengan orang yang diantarnya. Tetapi karena memang dasarnya aku orang yang gak bisa diem lama-lama, jadi aku selalu berkenalan dengan orang yang berada di dekatku. Aku suka berkenalan dengan orang baru,karena kadang dengan berkenalan dengan orang baru aku bisa mendapat informasi baru.

          Tepat pukul 12.00 WIB kereta yang aku tumpangi berangkat menuju Jakarta dengan tujuan akhir stasiun Pasar Senen. Aku naik kereta ekonomi Tawang Jaya. Ada beberapa alasan kenapa aku lebih suka naik kereta ekonomi, yang pertama tentu saja karena harganya yang murah. Menurutku kalau Cuma di perjalanan mah yang murah aja, yang penting sampai dengan selamat. Kalau naik kereta yang mahal sayang duitnya mending buat tambahan jajan di tempat tujuan. Alasan yang kedua yaitu karena dengan naik kereta ekonomi aku bisa lebih luas lagi memandang hidup, melihat sisi lain kehidupan yang bisa membuatku merasa harus lebih banyak bersyukur, serta merasa malu karena selalu mengeluh. Di kereta ekonomi kalian akan melihat banyak orang-orang dari berbagai kalangan, kebanyakan kalangan menengah kebawah dan entahlah ini tidak bisa di jelaskan dengan kata-kata. Contohnya saat itu yang duduk didepan ku bapak-bapak dengan satu anak kecilnya. Bapak-bapak itu masih muda, baru sekitar 30an, anaknya juga masih sekitar 4 atau 5 tahun. Si bapak ini rela berdiri atau kadang duduk di bawah saat sudah malam dan anaknya sudah mau tidur. Bapak tadi berdiri agar anaknya bisa tidur berbaring di kursi, melihat bapak itu begitu menjaga anaknya aku jadi sadar betapa kasih sayang orang tua itu benar-benar sepanjang masa. Alasan selanjutnya yaitu di kereta ekonomi lebih kerasa kekeluargaannya. Di kereta ekonomi yang duduknya berhadap-hadapan membuat kita pasti saling menyapa dengan teman sebangku dan bangku depan kita, dari situ kemudian mengalirlah cerita-cerita sudah layaknya teman lama yang baru bertemu. Bahkan kalau ada yang sedang atau mau makan pasti semuanya ditawarin. Kereta ekonomi saat ini tidak seperti dulu saat aku pertama kali naik kereta ke Jakarta ketika kelas lima SD. Dulu keretanya tidak ada AC nya, pedagang bebas keluar masuk, bahkan dulu sampai ada yang tidur di bawah kursi :”) kereta ekonomi yang sekarang sudah jauh berbeda, sudah bersih, ber AC dan hanya yang punya tiket yang bisa masuk, tidak ada lagi pedagang-pedagang dari luar, pengamen, bahkan tukang sapu. Namun tetap saja kita harus bisa menjaga barang-barang berharga dengan baik.
          Ini bukan kali pertama aku sendirian ke Jakarta, dulu pertama kali sendirian ke Jakarta itu waktu aku kelas dua SMP, dan itu naik bus yang langsung Pamekasan-jakarta karena waktu itu aku belum tau cara ke Surabaya dan ke stasiun seorang diri caranya gimana. Tapi perjalanan kali ini tetap ada yang berbeda dengan perjalanan sebelum-sebelumnya. Kereta yang aku tumpangi ini di jadwalkan akan sampai di stasiun Pasar Senen sekitar pukul 02.00 WIB, dan karena tempat pertama yang akan aku kunjungi itu tempat mbk sepupu yang di Tangerang  jadilah aku harus turun di stasiun Pasar Senen dan itu artinya aku harus menunggu di terminal sampai pagi karena mbk sepupu baru akan menjemput pagi-pagi naik KRL pertama. Sebenarnya saudara ku yang rumahnya di daerah Matraman menyuruh untuk turun di stasiun Jatinegara saja biar bisa langsung di jemput karena rumah saudara yang di Matraman dekat dengan stasiun Jatinegara. Tapi karena siang itu juga akan langsung ke rumah mbk sepupu yang di Cileungsi sama mbk sepupuku yang di Tangerang akan repot kalau turunnya tidak langsung di Pasar Senen. Dengan membulatkan tekad walau sebenarnya rada takut tapi aku memutuskan untuk langsung turun di Pasar Senen saja. Dan ternyata Allah mempermudah urusanku saat itu. Kereta yang aku tumpangi berhenti cukup lama di stasiun Solo Balapan karena harus melepas gerbong khusus, karena itulah jam tiba di stasiun Pasar Senen juga jadi molor, yang harusnya tiba pukul 02.00 WIB tapi saat itu kereta yang aku tumpangi tiba sekitar pukul 03.15 WIB.
          Turun dari kereta aku langsung mencari musholla, dan ternyata benar kata mbk sepupuku kalau mushollanya ditutup agar tidak ada yang tidur di musholla. Dari pintu kedatangan, depan musholla hingga, hingga arah menuju toilet banyak sekali orang-orang yang tidur. Ada yang tidur posisi berbaring berbantal tas, ada yang duduk dan lain semacamnya. Kemudian aku memutuskan untuk ke toilet terlebih dahulu, karena toiletnya sangat antri jadi aku baru selesai dari toilet sekitar pukul 03.45 WIB dan ternyata mushollanya sudah dibuka, yeee jadi aku tidak perlu menunggu diluar berlesehan seperti orang-orang yang aku lihat tadi. Setelah selesai menjamak takhir isya’ dengan maghrib aku tetap duduk di dalam musholla sekalian menunggu adzan subuh. Saat itu adzan subuh di Jakarta sekitar pukul setengah lima, setelah usai sholat berjamaah di musholla stasiun kemudian aku keluar menuju ruang tunggu. Sebenarnya itu ruang tunggu keberangkatan tapi karena aku bingung mau menunggu dimana jadi ya disitu saja intinya kan ruang tunggu hehe. Ternyata juga banyak orang yang tidur di ruang tunggu, aku memilih duduk di salah satu kursi panjang yang kosong biar bisa berbaring meskipun sebentar karena sudah lelah di kereta selama kurang lebih 15 jam dan kaki gak bisa bebas selonjoran. Waktu itu pukul lima pagi, mbk sepupuku baru mau berangkat dari kontrakannya menuju stasiun KRL terdekat dan baru naik KRL sekitar pukul setengah 6, jadi lumayan aku bisa tiduran dulu.


          tak lama kemudian ada mbk-mbk yang duduk di kursi samping ku. Tebakanku sih mbk-mbk tadi seumuran denganku. Karena merasa ada temen yang bisa diajak ngobrol jadi aku ganti jadi posisi duduk dan mulai berkenalan sama mbk-mbk tadi. Namanya Tata, anak PWK ITS 2016, dan yak benar kita seumuran. Kebetulan teman SMA ku ada yang di jurusan PWK ITS juga yang notabanenya sekarang jadi temen angkatannya Tata jadilah kita malah ngebicarain temenku itu hehe bukan ngegosip tapi loh ya. Setelah itu kita jadi bertukar cerita, ternyata Tata ini baru pulang dari Singapore. Dia dapet beasiswa pertukaran pelajar selama satu minggu (kalo gak salah) di Singapore dari Scholarion, jadi aku kebagian oleh-oleh dua coklat dari Singapore pagi itu wehee. Setelah saling bertukar cerita akhirnya kita menyudahi obrolan kita pagi itu karena aku mau menunggu mbk sepupuku yang sudah hampir sampai di depan pintu kedatangan, sedangkan Tata mau mencari sarapan karena jadwal berangkat keretanya masih nanti siang. Sebelum berpisah kita saling follow ig dulu, nambah kenalan. Itulah kenapa aku suka berkenalan dengan orang baru, karena selain kita mendapat teman baru kita juga akan mendapat informasi dan cerita-cerita baru.
yang sebelah kiri itu Tata, yang kanan aku. maafkan muka buluk itu muka lelah menempuh perjalanan hampir satu hari :")
Coklat dari Singapore, oleh-olehnya Tata hehe

         
Sebenarnya ini baru cerita perjalananku dari rumah hingga Jakarta. Karena ceritanya sudah panjang jadi untuk cerita eksplore Jakartanya di post berikutnya yaaaaa. Tujuan post cerita di blog biar nanti beberapa tahun ke depan kalau sedang ingin flashback tinggal baca-baca cerita di blog ini. Tapi kalau mungkin ada yang baca semoga bisa ada hal bermanfaat yang bisa diambil hehe. Ambil yang baik, buang yang buruk. See you in next post guys.

Minggu, 18 Februari 2018

Jalan-Jalan ke Waru [berburu roti canai]

Februari 18, 2018 0 Comments

Jalan-jalan ke Waru

          Setelah sekian lama gak nulis di blog, akhirnya cerita ini berhasil juga aku tulis hehe. Sebenernya pengen post cerita ini di blog biar suatu saat kalo lagi kangen masa-masa ini bisa baca ulang ceritanya. Karena ini blog pribadiku jadi kan ya terserah aku mau di isi apa :))


Okedeh ini dia cerita ku jalan-jalan ke Waru untuk berburu roti canai ...

Selasa, 09 Februari 2018
Pagi itu aku dan kiki (sahabatku dari SMA) akan pergi kerumah Didin, sahabat dari SMA ku juga. Rumah Didin ini berbeda kecamatan dengan tempat kita tinggal, namun masih di satu kabupaten Pamekasan. Rumahku dan Kiki di Kecamatan/Kota Pamekasan sedangkan rumah Didin di Kecamatan Waru. Aku dan Kiki sepakat untuk bertemu di tempat biasa menunggu angkutan umum pukul 07.30, tapi karena ada sedikit drama di pagi hari seperti adekku yang masih kecil gamau sekolah kalo gak aku yang nganter atau dia gamau sekolah tapi maunya ikut jalan-jalan, hffttt. Akhirnya aku sampai di lokasi janjian sekitar pukul 07.50, kiki sudah sampai duluan dan sudah nelpon-nelpon karena aku belum sampe juga waktu itu hehe maafin kay.
Ini pengalaman pertama kami ke Waru naik angkutan umum. Dulu waktu SMA kita pernah ke rumah Didin, tapi diantar oleh supir keluarga kiki. Aku kira angkutan umum yang ke arah Waru ini ada yang jenis busmini, tapi waktu kita nunggu disana gak ada busmini yang ke arah Waru, semuanya ke arah kota Sumenep atau Sampang. Selang berapa menit ada kondektur yang menanyai kita “mau kemana mbk ?”, “ke Waru, Pak.” Trus kebetulan ada angkutan umum (jenis L300 gitu mobilnya) lewat, trus si kondektur tadi bilang “ini mbk yang jurusan ke Waru”, dan aku dengan polosnya menjawab “enggak pak kita mau naik yang busmini” dan si kondektur tadi langsung menjawab “Lah gak ada busmini jurusan Waru, busmini itu jurusan Sumenep atau Sampang. Nunggu sampe besok juga gak bakal ada”. Dan seketika aku dan kiki tercengang, haha aku kalo inget itu malu parah sih kay. Jadi angkutan umum jenis L300 itu lebih gimana ya, sedikit lebih memprihatinkan lah dibanding busmini. Kalau aku sih gak masalah naik apa juga yang penting sampe, tapi masalahnya aku bawa kiki, jenis anak orang yang naik busmini aja baru pas dia kelas 3 SMA, itupun gegara kita setiap minggu ikut bimbingan belajar yang letaknya di kabupaten sebelah. Akhirnya karena gak punya pilihan lain naiklah kita ke L300 itu. Untungnya di mobil itu masih sepi dan di kursi depan juga masih kosong, jadi kita memilih untuk duduk di depan samping sopir.
Awalnya perjalanan kita dengan L300 ini lancar, tapi ternyata sampai di pasar (pasar mana ya aku lupa namanya hehe pokoknya pasar ke jalan yang arah Pakong) sopirnya berhenti dan masih menunggu penumpang. Setelah beberapa menit yang cukup lama, akhirnya angkutan L300 inipun penuh, bahkan ada satu ibu-ibu yang ikut duduk di kursi depan, yang membuat aku dan kiki duduk sempit-sempitan :’). Gak cukup sampe situ, angkutan L300 ini berhenti lagi di Pasar Pakong. Ini sudah setengah perjalanan menuju Waru dan ternyata kita di oper, sip mantab. Kita di oper ke angkutan L300 lain karena penumpang yang menuju waru cuma kita aja, ya akhirnya terpaksalah kita pindah ke L300 lainnya. Akhirnya setelah perjalanan ke Waru yang berkelok-kelok dan sedikit membuat pusing, sekitar pukul 10.00 lebih kita sampai di rumah Didin. Membutuhkan waktu dua jam lebih men, padahal kalau naik motor atau mobil sendiri ke Waru hanya membutuhkan sekitar 45 menit. Gakpapalah, pengalaman.
Jadi sebenarnya tujuan utama ke Waru ini karena aku pengnen banget roti Canai, dan roti canai ini adanya cuma di Waru. Sesampainya di Waru aku dan Kiki diajak Didin ke bukit-bukit gitu lah. Intinya cari spot foto-foto hehe. Tapi karena kita kesananya siang, dan itu panas banget akhirnya acara foto-foto cuma sebentar, sebentar tapi udah cukup membuat kulit terbakar. Jadi buat yang tanya kenapa aku semakin eksotis pas balik Semarang, ini salah satu jawabannya guys.



(dari kiri) Aku, Kiki, Didin

Selesai dari bukit-bukit kita rujaan dirumah Didin sambil mengenang masa SMA, cerita-cerita gimana di tempat rantau masing-masing dan entahlah kebanyakan ngobrol gak jelasnya. Siangnya kita diajak Didin buat makan di warung makan Pattaya. Pattaya itu kalo gak salah nama kota di Thailand, entah warung makan ini khas Thailand atau bukan. warungnya sih biasa aja, gak begitu luas atau sempit juga. Waktu itu kita bertiga sama-sama pesen nasi goreng pattaya, karena memang menu itu yang khas dari warung ini. Harga-harga makanan disana sih worth it lah, masih sesuai sama kantong mahasiswa. Rasa nasi gorengnya ya lumayan lah gak yang waw banget tapi sesuai sama harga. Es jeruknya yang aku suka, harganya cuma empat ribu tapi enak dan gelasnya gede. worth it deh yang mau jalan-jalan ke Waru kalo mau mampir ke warung itu.






   



 



Setelah dari warung makan pattaya kita langsung ke tempat roti canai. Yeee ini dia tujuan utama ke Waru hehe. Roti canai ini pemiliknya orang asli luar negeri, entah Malaysia atau Bangladesh aku lupa, dan yang buat roti canainya itu cuma si bapak itu, makanya meskipun roti canai ini banyak pelanggannya bahkan dari kecamatan kota tapi si bapak tidak bisa membuka cabang, karena dia tidak bisa membelah diri (?) okedeh ini gak lucu. Roti canai yang khas itu yang original, jadi dia ada kuah karenya gitu. Tapi selain yang original juga udah banyak variannya rasanya, dan yang paling paling aku suka yang rasa pisang coklat, heem yummiii. Tapi kata Kiki yang baru pertama nyobain roti canai ini rasanya biasa aja, kayak roti maryam katanya :(  mungkin gegara dia udah lelah naik L300 jadi roti canainya jadi B aja wkwk. Nyampe rumah roti canainya udah langsung diburu habis sama orang rumah jadinya gak sempet di foto deh huhu




kurang lebih kayak gitu lah roti canai yang original, ada kuah karenya gitu :)


Itulah cerita perjalanan kita berwisata kuliner di Waru, mungkin kebanyakan randomnya, tapi semoga bermanfaat :D 


Follow Us @elhidadiana