Jalan-jalan ke Waru
Setelah
sekian lama gak nulis di blog, akhirnya cerita ini berhasil juga aku tulis
hehe. Sebenernya pengen post cerita ini di blog biar suatu saat kalo lagi
kangen masa-masa ini bisa baca ulang ceritanya. Karena ini blog pribadiku jadi
kan ya terserah aku mau di isi apa :))
Okedeh
ini dia cerita ku jalan-jalan ke Waru untuk berburu roti canai ...
Selasa, 09 Februari 2018
Pagi
itu aku dan kiki (sahabatku dari SMA) akan pergi kerumah Didin, sahabat dari
SMA ku juga. Rumah Didin ini berbeda kecamatan dengan tempat kita tinggal,
namun masih di satu kabupaten Pamekasan. Rumahku dan Kiki di Kecamatan/Kota Pamekasan
sedangkan rumah Didin di Kecamatan Waru. Aku dan Kiki sepakat untuk bertemu di
tempat biasa menunggu angkutan umum pukul 07.30, tapi karena ada sedikit drama
di pagi hari seperti adekku yang masih kecil gamau sekolah kalo gak aku yang
nganter atau dia gamau sekolah tapi maunya ikut jalan-jalan, hffttt. Akhirnya aku
sampai di lokasi janjian sekitar pukul 07.50, kiki sudah sampai duluan dan
sudah nelpon-nelpon karena aku belum sampe juga waktu itu hehe maafin kay.
Ini
pengalaman pertama kami ke Waru naik angkutan umum. Dulu waktu SMA kita pernah
ke rumah Didin, tapi diantar oleh supir keluarga kiki. Aku kira angkutan umum
yang ke arah Waru ini ada yang jenis busmini, tapi waktu kita nunggu disana gak
ada busmini yang ke arah Waru, semuanya ke arah kota Sumenep atau Sampang. Selang
berapa menit ada kondektur yang menanyai kita “mau kemana mbk ?”, “ke Waru,
Pak.” Trus kebetulan ada angkutan umum (jenis L300 gitu mobilnya) lewat, trus
si kondektur tadi bilang “ini mbk yang jurusan ke Waru”, dan aku dengan
polosnya menjawab “enggak pak kita mau naik yang busmini” dan si kondektur tadi
langsung menjawab “Lah gak ada busmini jurusan Waru, busmini itu jurusan
Sumenep atau Sampang. Nunggu sampe besok juga gak bakal ada”. Dan seketika
aku dan kiki tercengang, haha aku kalo inget itu malu parah sih kay. Jadi
angkutan umum jenis L300 itu lebih gimana ya, sedikit lebih memprihatinkan lah
dibanding busmini. Kalau aku sih gak masalah naik apa juga yang penting sampe,
tapi masalahnya aku bawa kiki, jenis anak orang yang naik busmini aja baru pas
dia kelas 3 SMA, itupun gegara kita setiap minggu ikut bimbingan belajar yang
letaknya di kabupaten sebelah. Akhirnya karena gak punya pilihan lain naiklah
kita ke L300 itu. Untungnya di mobil itu masih sepi dan di kursi depan juga
masih kosong, jadi kita memilih untuk duduk di depan samping sopir.
Awalnya
perjalanan kita dengan L300 ini lancar, tapi ternyata sampai di pasar (pasar
mana ya aku lupa namanya hehe pokoknya pasar ke jalan yang arah Pakong)
sopirnya berhenti dan masih menunggu penumpang. Setelah beberapa menit yang cukup
lama, akhirnya angkutan L300 inipun penuh, bahkan ada satu ibu-ibu yang ikut
duduk di kursi depan, yang membuat aku dan kiki duduk sempit-sempitan :’). Gak
cukup sampe situ, angkutan L300 ini berhenti lagi di Pasar Pakong. Ini sudah
setengah perjalanan menuju Waru dan ternyata kita di oper, sip mantab. Kita di
oper ke angkutan L300 lain karena penumpang yang menuju waru cuma kita aja, ya
akhirnya terpaksalah kita pindah ke L300 lainnya. Akhirnya setelah perjalanan
ke Waru yang berkelok-kelok dan sedikit membuat pusing, sekitar pukul 10.00
lebih kita sampai di rumah Didin. Membutuhkan waktu dua jam lebih men, padahal
kalau naik motor atau mobil sendiri ke Waru hanya membutuhkan sekitar 45 menit.
Gakpapalah, pengalaman.
Jadi
sebenarnya tujuan utama ke Waru ini karena aku pengnen banget roti Canai, dan
roti canai ini adanya cuma di Waru. Sesampainya di Waru aku dan Kiki diajak
Didin ke bukit-bukit gitu lah. Intinya cari spot foto-foto hehe. Tapi karena
kita kesananya siang, dan itu panas banget akhirnya acara foto-foto cuma sebentar,
sebentar tapi udah cukup membuat kulit terbakar. Jadi buat yang tanya kenapa aku
semakin eksotis pas balik Semarang, ini salah satu jawabannya guys.
(dari kiri) Aku, Kiki, Didin |
Selesai
dari bukit-bukit kita rujaan dirumah Didin sambil mengenang masa SMA,
cerita-cerita gimana di tempat rantau masing-masing dan entahlah kebanyakan
ngobrol gak jelasnya. Siangnya kita diajak Didin buat makan di warung makan
Pattaya. Pattaya itu kalo gak salah nama kota di Thailand, entah warung makan
ini khas Thailand atau bukan. warungnya sih biasa aja, gak begitu luas atau sempit juga. Waktu itu kita bertiga sama-sama pesen nasi goreng pattaya, karena memang menu itu yang khas dari warung ini. Harga-harga makanan disana sih worth it lah, masih sesuai sama kantong mahasiswa. Rasa nasi gorengnya ya lumayan lah gak yang waw banget tapi sesuai sama harga. Es jeruknya yang aku suka, harganya cuma empat ribu tapi enak dan gelasnya gede. worth it deh yang mau jalan-jalan ke Waru kalo mau mampir ke warung itu.
Setelah
dari warung makan pattaya kita langsung ke tempat roti canai. Yeee ini dia
tujuan utama ke Waru hehe. Roti canai ini pemiliknya orang asli luar negeri,
entah Malaysia atau Bangladesh aku lupa, dan yang buat roti canainya itu cuma
si bapak itu, makanya meskipun roti canai ini banyak pelanggannya bahkan dari
kecamatan kota tapi si bapak tidak bisa membuka cabang, karena dia tidak bisa
membelah diri (?) okedeh ini gak lucu. Roti canai yang khas itu yang original,
jadi dia ada kuah karenya gitu. Tapi selain yang original juga udah banyak
variannya rasanya, dan yang paling paling aku suka yang rasa pisang coklat,
heem yummiii. Tapi kata Kiki yang baru pertama nyobain roti canai ini rasanya
biasa aja, kayak roti maryam katanya :( mungkin gegara
dia udah lelah naik L300 jadi roti canainya jadi B aja wkwk. Nyampe rumah roti canainya udah langsung diburu habis sama orang rumah jadinya gak sempet di foto deh huhu
kurang lebih kayak gitu lah roti canai yang original, ada kuah karenya gitu :) |
Itulah
cerita perjalanan kita berwisata kuliner di Waru, mungkin kebanyakan randomnya,
tapi semoga bermanfaat :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar